Saturday, February 23, 2019

Sampurasun :)
 Perkenalkan nama ku Annisa Puspa Pramudya. Dilahirkan di Bandung sebagai anak pertama dari orang tua yang berasal dari suku Jawa. Sekarang berumur 18 tahun, terbilang masih muda bukan? Sebagai mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Sunan Gunung Djati Bandung.

 Dunia agama sudah melekat dalam diri semenjak mondok di waktu tsanawiyah. Saat itu aku berpikir kalo aku adalah anak buangan yang ditelantarkan oleh kedua orang tuaku.
Singkat cerita, aku lulus dari MTs Ar-Raudloh Cileunyi di tahun 2015.
Tak berbeda di waktu tsanawiyah, aku melanjutkan pendidikan wajib belajar di Al-Musaddadiyah Garut.

 Di waktu aliyah lah, aku memulai mencari jati diri. Tak mudah memang untuk mencari jati diri, belum lagi adaptasi dan sosialisasi dengan teman dari luar pulau Jawa yang pastinya 24 jam selalu bertatap muka.

 Di penghujung kelas 3 aliyah, perasaan galau mulai mencuat dalam diri antara kuliah, mondok atau kerja. Melihat keadaan ekonomi dari orang tua yang tidak memungkinkan. Hal itu, membuat diriku harus berpikir matang-matang dalam mengambil sebuah keputusan. Tentunya berdasarkan persetujuan dari kedua orang tua. Akhirnya, aku memutuskan untuk mengikuti jalur SPAN-PTKIN dengan pilihan prodi KPI dan MD di UIN SGD. Walaupun, impian kampus yang dicita-citakan adalah UGM dan Universitas Airlangga. Dan alhasil, aku dinyatakan lolos di prodi KPI.

 Di waktu pelepasan , aku dinobatkan sebagai siswi terbaik 2017/2018. Kado terindah bagi kedua orang tuaku atas jerih payah dalam membiayai pendidikan ku sampai saat ini.

 Di libur panjang itu, aku habiskan waktuku untuk bekerja di salah satu RM Padang di daerah Cicalengka menjadi seorang "Asisten Chef".
Walaupun dengan gaji yang tidak seberapa tidak membuatku untuk berleha-leha dalam bekerja. Banyak ibrah/pelajaran yang aku dapatkan selama itu. Bahwa tidak mudah untuk mendapatkan sesuap nasi untuk bertahan hidup. Sekaligus menambah wawasan pengetahuan tentang kultur adat budaya padang.

 Di tengah aktivitas, aku menerima sebuah pesan dari wali kelas untuk mengikuti seleksi Calon Praja di IPDN. Kesempatan itu aku gunakan sebaik-baik nya. Dari berkas-berkas dan tentunya pengetahuan karena bukan main-main orang yang bisa masuk ke sekolah kedinasan. Singkat cerita, aku gagal tes CBT karena di salah satu penilaian, yaitu TPA aku hanya mendapatkan nilai 74 (kurang 1 poin).
Yeaah, itulah skenario yang telah Allah tentukan.

 Di awal september, aku mulai kegiatan baru ku dengan sebutan "Mahasiswa" Agent of Change katanya.

Ini hanyalah sekedar penggalan cerita dari kehidupanku. Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk bahagia. Be Your Self!
"Berjalanlah di muka bumi ini dengan rendah hati, maka tuhanmu akan mengasihimu"
Trims